Tag Archives: Arab Saudi

Puisi-Puisi Dalam Al-‘Ardah As-Su’udiyyah

Al-‘Ardah As-Su’udiyyah atau Al-‘Ardah An-Najdiyyah adalah tarian tradisional dari Arab Saudi. Tarian ini dilakukan dengan dua barisan laki-laki yang saling berhadapan, biasanya tarian ini menggunakan pedang atau tongkat, dan diiringi drum dan puisi.

Pada awalnya, ardah hanya dilakulan oleh laki-laki di Semenanjung Arab sebelum pergi berperang, tetapi sekarang ardah dilakukan pada perayaan, pernikahan, acara nasional dan kebudayaan.

Salah satu puisi yang dikumandangkan pada Al-‘Ardah As-Su’udiyah adalah puisi yang dibuat oleh Muhammad bin Abdullah Al-‘Auni yang menceritakan Pertempuran Al-Bukairiyah. Pada tahun 1904, terjadi Pertempuran Al-Bukairiyah antara Emirat Najd yang dipimpin Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman Al Saud, yang dibantu masyarakat selatan Riyadh dan masyarakat Qassim melawan Emirat Alu Rasyid yang dipimpin Abdul Aziz bin Mut’ib Alu Rasyid yang dibantu oleh Turki Usmani. Raja Abdul Aziz Al Saud berhasil menang pada pertempuran tersebut yang merupakan bagian dari Unifikasi Kerajaan Arab Saudi atau Tauhid Al-Mamlakah.

مني عليكم يا هل العوجا سلام
Sampaikan salam kami kepada penduduk Ouja (Dir’iyyah) yaitu orang-orang yang mendukung Raja Abdul Aziz

واختص أبو تركي عماعين الحريب
Khususnya Abu Turki (laqab dari Raja Abdul Aziz), tutuplah mata orang-orang yang memusuhimu

يا شيخ باح الصبر من طول المقام
Wahai Syaikh, telah habis kesabaran kami, telah lama kami menunggu

يا حامي الوندات يا ريف الغريب
Wahai penjaga perempuan dan wahai tanah lapang orang-orang yang tak dikenal

اضرب على الكايد ولا تسمع كلام
Hantamlah orang yang menentang, dan jangan mendengar perkataannya

العز بالقلطات والراي الضليب
Kemenangan itu dapat didapatkan tekad dan gagasan yang kuat

لو طعت الشور يالحر القطام
Seandainya kamu hanya bisa mengatakan sabar-sabar, kita tidak akan menang

ما كان حشت الدار واشقيت الحريب
Jika kamu ingin menguasai ini menjadi rumahmu, masih ada sisa beberapa langkah lagi

Syair lainnya yang dikumandangman pada Al-‘Ardhah As-Su’udiyah ini ditulis oleh Abdurrahman bin Sa’ad bin Shafyan. Syair ini dibacakan pada Pertempuran Wadi’ah tahun 1389 Hijriah. Syair ini terdapat pada Diwan (kumpulan puisi) Abdurrahman bin Shafyan dengan judul Nahmadullah, diwan tersebut terdiri dari 56 qasidah dan 199 halaman, terdiri dari al-harbiyyat (puisi tentang peperangan), al-madih (puisi tentang puji-pujian), al-ghazal, dan ar-ratsa (puisi tentang kesedihan).

نحمد الله جت على ماتمنى
Kami bersyukur atas apa yang telah kami inginkan

من وليّ العرش جزل الوهايب
Siapa yang memegang kekuasaan dan kemuliaannya yang melimpah

خبر اللي طامع في وطنا
Berikanlah kabar kepadaku siapa yang tamak di negeri kita

دونها نثني إليا جت طلايب
Tanpa dia kami cenderung kepadaku dan telah datang pertengkaran

واجد اللي قبلكم قد تمنى
Aku telah mendapatkan sebelum kalian apa yang telah kami inginkan

حربنا لي راح عايف وتايب
Kami telah bertempur pergi mencium air karena kehausan

ياهبيل الراي وين انت وإنّا
Wahai orang yang bodon di mana kalian dan bahwa kami

تحسب إن الحرب نهب القرايب
Kamu menghitung bahwa pertempuran itu menjarah kerabat

كان ما نجهل على اللي جهلنا
Kami tidak mengetahui atas apa yang tidak ketahui

ما سكنا الدار يوم الجلايب
Kami tidak menempati kediaman pada hari unta membawa barang dagangan

ديرة الإسلام حامينه إنّا
Negeri Islam penjaganya adalah kami

قاصرين دونها كل شارب
Orang-orang yang telah mencukur kumisnya

Syair lainnya yang biasa didendangkann pada Al-‘Ardhah As-Su’udiyah ini digubah oleh Fahd bin Duhaim Al-Muthairi. Pada suatu hari Raja Abdul Aziz Al Saud menyelenggarakan sebuah haflah, kemudian penyair-penyair yang hadir membacakan puisi-puisinya namun tidak ada yang bagus. Raja Abdul Aziz Al Saud mencari Fahd bin Duhaim, kemudian Fahd bin Duhaim datang dan membacakan sebuah puisi secara tiba-tiba.

نجد شامت لأبو تركي وأخذها شيخنا
Najd berbahagia untuk Abu Turki (laqab Raja Abdul Aziz Al Saud), Syekh kami telah menguasainya

واخمرت عشاقها عقب لطم خشومها
Menyembunyikan kerinduannya setelah memukul hidungnya

لي بكت نجد العذيه تهل دموعنا
Bagiku sedih Najd yang hawanya segar, mengalir darah-darah kami

بالهنادي قاصرين شوارب قومها
dengan seratus unta dan orang-orangnya mencukur kumis

سلام يا شيخ على الحكام صيته رفيع
Salam wahai Syekh kepada penguasa-penguasah yang reputasinya tinggi

لين اصطفق في نجد تسكن عقب زلزالها
Luwes menghempas di Najd kamu menempati setelah gempanya

نمشي براي الله ثم براي أبو الجميع
Kami berjalan dengan keyakinan kepada Allah, kemudian pandangan dari ayah dari semua

عبدالعزيز اللي حكم نجد وحمى جالها
Abdul Aziz yang memerintah Najd dan melindungi rakyatnya

Terjemah Novel Riyadh November 90 Karya Saad Al-Dosari (Bagian Pertama)

Catatan Kaki “A”

1 November 1990

“Menteri Luar Negeri Britania Douglas Hurd, kemarin kembali mengecam untuk menggunakan pasukan, jika Irak tidak menarik pasukannya dari Kuwait. Dalam pernyataannya Hurd berkata di depan para wartawan, kemarin sore di London, bahwa dunia tidak dapat menunggu, hingga pasukan Irak ditarik dari Kuwait. Begitu pula kesabaran dunia Internasional mulai habis. Hurd juga berkata: Kami berkata kepada Saddam Hussein bahwa pilihan serangan militer itu ada, dan kami tidak takut untuk menggunakan pilihan tersebut”.

Aku melempar koran hari Kamis ke samping, dan aku melihat ke rak-rak yang ada di kantorku, aku mencari novel Pemberontakan Orang Gantung karya penulis Meksiko Berick Traven Torsvan. Aku ingat bahwa aku meminjamnya dari Mahyub, suasana hatiku semakin keruh. Aku memutuskan untuk tidak membaca sisa halaman, dan aku tidak mendengar radio sepanjang hari.

Sejak invasi, aku lihat bawa Kamis merupakan hari yang paling keras. Postur yang tinggi, ujung bajunya membelit ke lengan sebelah kiri. Dan di lengan kanannya, terdapat elang terluka yang mengeluarkan bau bangkai.

Aku telah berusaha, meskipun frustasi, aku menaruh segala sesuatu memiliki pesona yang berbeda dengan lainnya. Aku membangunkan kedua anakku Hajir dan Hazi’ dari tidurnya, aku menyiapkan untuk keduanya susu dan telur goreng.

Aku membukakkan untuk keduanya buku gambar, aku melihatnya, setelah keduanya sarapan, sibuk dengan kertas putih, berusaha untuk mewarnai dengan warna yang bersinar dan penuh dengan kejutan, menembus dan berteriak senang.

Kecilkan suara kalian berdua, nanti mama akan bangun atas kegaduhan kalian, dan ia akan marah kepada kalian berdua karena kalian mengganggu tidurnya.

Keduanya berbaring di depan layar televisi yang menampilkan kartun. Aku membentangkan Arikah yang jauh dari keduanya, kemudian meneguk segelas teh yang sudah dingin. Kisah kartun berulang-ulang belasan kali, akan tetapi keduanya memperhatikan seakan-akan baru menyaksikannya pertama kali.

“Bruto” berusaha menjelek-jelekkan “Popeye Si Pelaut”, agar menang untuk mendapatkan kekasih bersama “Olive”. Seperti biasa, dengan kekuatan bayam, Popeye menang. Dan seperti biasa, tali terputus dan keduanya saling berciuman.

Aku mendengar Hajir berkata kepada Hazi’ yang lebih muda 3 tahun darinya:

Popeye telah mencium Olive.

Hazi’ yang berusia 7 tahun menengok dan berteriak:

Papa, mengapa Kuwait tidak makan bayam dan membunuh Saddam Hussain?

Fatimah keluar dari kamar tidurnya karena mendengar suara diskusi tadi, dan mengantuk terlihat dari matanya dan suaranya.

Selamat Pagi.

Selamat Pagi.

Apakah keduanya sudah sarapan?

Sudah.

Kemudian ia masuk kamar mandi, dan aku masuk ke kamar tidur. Aku mengganti pakaianku, dan aku mengecek apakah di dalam dompetku cukup untuk membeli sayuran mingguan yang tercatat pada setengah kertas dan tertulis dengan pensil yang tak bagus tulisannya.

Aku menemui Fatimah dan aku telah keluar dari kamar tidur, kemudian aku berkata kepadanya seperti biasa?

Aku ingin pergi ke Pasar.

Kemudian ia memperhatikan mataku.

Sepetinya kamu lelah. Kapan kamu bangun?

Jam enam.

Kepalanya menggeleng dan merasa jemu.

Jangan. Mengapa kamu tidak istirahat di hari liburmu? Kamu belum tidur dengan pulas pada hari-hari terakhir ini.

Aku keluar, dan kedua anakku masih berbaring di depan kartun.

Aku berhenti di depan lampu merah yang dekat dari pasar.

Perasaan biasa menimpaku ketika aku berhenti dengan mobilku di depan lampu merah, aku merasa bahwa seseorang yang berada di mobil di sebelah kananku, memperhatikanku. Maka aku melihatnya, dan sang supir tersenyum kepadaku. Aku belum mengenalnya, akan tetapi perempuan yang berada di sebelahnya menunjukku.

Ia adalah dokter anak berkewarganegaraan Arab Saudi di salah satu rumah sakit, ia menceritakan kepadaku tentang suaminya yang memperhatikan, tulisan-tulisan sastrawan-sastrawan muda.

Lebih dari 3 tahun, aku telah berhenti menulis di koran-koran domestik, dan mencukupkan diriku untuk menyimpan apa-apa yang aku tulis di dalam kolong-kolong mejaku. Tamparan yang diarahkan kepadku dari Pimpinan Redaksi Majalah lebih kuat dari segala potensiku. Aku adalah orang yang bertanggung jawab untuk menyiapkan halaman-halaman mengenai anak. Aku berusaha untuk menampilkan hal yang berbeda dari koran-koran domestik yang dipimpin oleh para karyawan yang memenuhi halaman-halaman dengan gambar-gambar anak berwarna dan cerita-cerita tradisional, yang tidak memberikan kepada anak-anak melainkan khayalan yang buruk.

Aku memberikan tugas kepada anak-anak dalam mempersipkan halaman-halaman untuk koran. Mereka memilih judul, cerita dan gambar. Menarik pembicaraan-pembicaraan. Menanyakan pertanyaan-pertanyaan mereka yang berani, mengambil laporan untuk koran dari kamera-kamera mereka. Menulis pada awal-awal halaman terserah mereka. Sedangkan aku, hanya menjalankan permasalahan teknis saja. Aku hanya mengecek halaman-halaman hasil sesuai atau tidak.

Pimpinan Redaksi memberhatikanku dengan sebuah keputusan yang tiba-tiba, setelah aku membuat eksperimen ini, selama 3 setengah tahun, sebagai provokator. Para Pimpinan Redaksi dari koran-koran dan majalah-majalah lainnya meminta kepada para editor mereka untuk membuat halaman-halaman yang mirip seperti majalahku, akan tetapi mereka belum mengetahui rahasia halaman-halaman yang aku buat.

Padahal disitu tidak ada rahasia.

Aku kabur ke anak-anak setelah keadaan yang buruk selama beberapa tahun aku hidup bersama orang-orang dewasan, yang mana aku telah tulis untuk mereka selama tahun-tahun tersebut, dengan kemenangan-kemenangan dari perak. Aku mengukir darah-darah mereka di atas sapu tangan dengan udara yang beracun, tidak ada yang teracun kecuali aku. Isi perutku pecah, tidak ada yang memberikan bantuan selain tali antipati mereka. Aku mengikatkan antipati tersebut pada perutuku, dan aku berdiri untuk berpesta dengan mereka sekali lagi. Tali tersebut membelengguku. Aku merusaknya dan aku membuatkan mereka jembatan hingga mereka bisa berjalan. Sisi lain dari jalan menantangku. Mengejapkan dari jauh, dan menunjukku bahwa aku akan jatuh ke jurang.

Aku kembali ke rasa malu sambil mencari orang-orang lain yang menerima sapu tanganku. Di kegelapan terdapat kalajengking, ular dan serigala, aku menerangi kedua kakiku dan melatihnya dan aku berjalan, aku mencari petunjuk dengan lentera yang menggantung antara mahkota-mahkota hatiku yang suram.

Terdapat meteor dari laki-laki dan perempuan yang menyembunyikan antara cabang-cabang pohon, setiap dari mereka menyembunyikan kulitnya agar tidak tampak pembuluh darah mereka. Aku telah melewati ini tanpa merayakan bersama mereka. Aku melewati rasa malu, maka terlihat padang pasir yang menggambarkan mentari di atas pasir-pasirnya seperti peta dari kaca-kaca, dan anak-anak mengikuti rusa pada awalnya, dan terbang di atas kepala-kepala mereka burung-burung yang berwarna-warni.

Kedua kakiku membidik di belakang rusa yang bersaing dengan angin. Aku memperhatikan kerang-kerang dan tiram-tiram terjatuh dari bagian-bagian tubuhku, maka di waktu pagi ini lebih ringan. Maka aku berlari hingga tubuhku tidak ada apa-apa. Aku berusaha untuk terbang, kemudian aku sarapan. Aku telah meringankan dengan kedua lenganku kemudian aku memotong di dalam padang pasir anak-anak. Kedua kakiku belum menyentuh bumi hingga sekarang Pimpinan Redaksi memintaku untuk lepas dari segala tanggung jawabku dan aku pergi dari majalah.

Aku membuka kaca di sebelah kanan, aku menyapa si suami yang mengeluarkan kepalanya dari kaca agar suaraku terdengar.

  • Kami mendengar tentang buku-bukumu, akan tetapi kami tidak menemukannya di toko-toko buku.
  • Ia hanya dua buku, aku mencetaknya di Kairo dan Beirut, oleh karena itu kamu tidak akan menemuinya disini.
  • Apakah aku bisa mendapatkannya satu eksemplar dari kedua buku tersebut?

Lampu hijau menyala, kemudian aku menggelengkan kepalaku, kemudian aku menunjuk ke istrinya dengan telunjukku.

Bendera Setengah Tiang

29 September 2020 merupakan hari berkabung bagi negara-negara teluk, Arab dan Islam, dimana Syekh Sabah Al-Ahmad Al-Sabah, Emir Kuwait wafat. Kuwait berkabung selama 40 hari, serta libur kantor pemerintah selama 3 hari. Sejumlah negara sahabat seperti Qatar mengumumkan berkabung selama 3 hari, Mesir berkabung selama 3, Lebanon berkabung selama 3 hari, Mauritania berkabung selama 3 hari, Yordania berkabung selama 40 hari.

Foto ini diambil dari Kantor Pusat Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk di Riyadh. 5 Bendera berkibar setengah tiang sebagai tanda duka cita atas wafatnya Emir Kuwait. Kelima bendera itu adalah Uni Emirat Arab, Bahrain, Oman, Qatar, dan Kuwait. Sedang dua bendera masih berkibar sampai di puncak tiang. Keduanya adalah bendera Arab Saudi dan bendera Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk atau GCC (Gulf Cooperation Council) singkatan dari The Cooperation Council for the Arab States of the Gulf

Mengapa? Karena di bendera Arab Saudi terdapat lafaz dua kalimat Tauhid “لا إله إلا الله محمد رسول الله” yang berarti “Tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah”. Sedang di bendera GCC terdapat lafaz Basmalah “بسم الله الرحمن الرحيم” yang berarti “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ” Lafzul Jalalah (الله سبحانه وتعالى) merupakan sebuah kata yang sakral bagi Islam dan kaum muslimin, sehingga bendera yang ada di dalamnya lafaz ini harus berada di puncak tiang sebagai bentuk penghormatan.

Semua negara Teluk dan satu Organisasi Regional ini sedang berduka, namun mengekspresikannya dengan dua cara, ada yang mengibarkan setengah tiang ada yang tetap sampai ke puncak tiang. Selain Bendera Arab Saudi dan bendera GCC, bendera yang memiliki Lafzul Jalalah adalah Bendera Irak yang terdapat tulisan Takbir (Allahu Akbar) serta bendera Iran.

Tahun 2020, Tahun Al-Sadu

‏قال الله تعالى: (وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُم مِّن جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ)

Allah SWT berfirman: Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu). (QS. An-Nahl: 80)

Tradisi Menenun Al-Sadu bagi Perempuan Suku Arab Bedouin di Jazirah Arab sudah ada sejak ribuan tahun. Masyarakat Arab yang tinggal secara nomaden di kemah hidup berdampingan bersama hewan ternak seperti domba, unta dan kambing. Bulu dari hewan-hewan tersebut diambil dan menjadi bahan untuk dijadikan benang kemudian menjadi berbagai produk. Tentu saja proses ini memakan waktu yang lama, Al-Sadu yang memiliki Panjang 14 meter memakan waktu 1 tahun.

Dalam Al-Sadu ini terdapat 8 fase. Pertama al-Jaz, pengumpulan bahan mentah berupa bulu kambing, domba dan unta, dan ini dilakukan oleh laki-laki. Bulu kambing dikumpulkan pada musim semi dan bulu unta dikumpulkan pada musim panas. Kedua al-Faraz, klasifikasi bahan mentah, sesuai kualitas, ukuran dan warna. Ketiga At-Tanzhif, pembersihan dari kotoran dengan cara dicuci. Keempat an-Nafsy, penyisiran dengan sisir kayu bergigi besi. Kelima al-‘Amat, pembuatan bahan menjadi lurus Panjang atau lingkaran. Keenam al-Ghazal, pemintalan menjadi benang. Ketujuh ash-Shibaghah atau at-Talwin, pewarnaan dan dahulu menggunakan tumbuhan yang ada di gurun. Kedelapan Al-Sadu itu sendiri, proses ini merupakan proses utama berupa penenunan, dan dilakukan pada musim panas karena cuaca yang stabil

Produk utama Al-Sadu adalah Bait asy-Sya’r, sebuah kemah yang dapat dipindah-pindah dan menjadi tempat tinggal mereka. Produk lainnya al-Mafrusyat yaitu karpet, al-Qathi’ yaitu pemisah yang digunakan untuk membagi kemah, ar-Ruwaq yaitu ventilasi udara pada kemah, al-‘Udul yaitu tempat menyimpan makanan, al-Mazawid yaitu tempat menyimpan pakaian, as-Sanayif yaitu hiasan untuk punggung kuda dan unta, az-Zawali yaitu karpet tebal, al-‘Iqal yaitu tali untuk kaki unta, as-Sahah yaitu karpet untuk tempat berkumpul, at-Tikayat yaitu bantal untuk sandaran tangan dan al-Malabis yaitu pakaian, Muntajat al-Hifzh yaitu tempat penyimpanan dan al-Bisht yaitu jubah untuk laki-laki.

Pada tahun 2020, Riyadh menjadi tuan rumah KTT G20. Karena masih dalam situasi pandemi covid19, KTT ini diselenggarakan secara virtual. Logo pada KTT ini diambil dari gambar Al-Sadu yang didesain oleh Muhammad Al-Hawwas. Warna-warna yang ada diambil dari warna-warna bendera negata-negara G20. Pada 16 Desember 2020, Al-Sadu terpilih menjadi Warisan Budaya Dunia Tak Benda asal Arab Saudi dan Kuwait oleh UNESCO. Sebagaimana Puisi asal Indonesia dan Malaysia. Lengkaplah tahun 2020 kemarin menjadi tahun Al-Sadu, yang mana ia bukan hanya sebuah tradisi melainkan upaya bertahan hidup dari ekosistem alam sekitar. Semoga Al-Sadu terus terjaga seiring berkembangnya zaman.

Informasi Sosialisasi Pemilu tahun 2014 untuk WNI yang bermukim di Kota Madinah, Arab Saudi

 بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن ولاه، وبعد

Informasi Sosialisasi Pemilihan Umum Legislatif Anggota DPR RI untuk WNI yang tinggal di kota al-Madinah al-Munawwarah:

a. Terdapat 12 partai politik peserta pemilu tahun 2014 dengan nomor urut sebagai berikut:

1. Partai Nasdem (Nasional Demokrat)

2. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

5. Partai Golongan Karya (Golkar)

6. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

7. Partai Demokrat

8. Partai Amanat Nasional (PAN)

9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

10. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura)

14. Partai Bulan Bintang (PBB)

15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)

b. Nomor urut 11, 12 dan 13 adalah nomor urut partai lokal Aceh

c. Adapun Caleg (Calon Legislatif) yang dapat kita pilih adalah Dapil (Daerah Pemilihan) Jakarta 2 yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Luar Negeri

d. Terdapat 3 kategori Pemilih yang dapat memilih pada pemilu legislatif kali ini:

1. DPT (Daftar Pemilih Tetap)

2. DPK (Daftar Pemilih Khusus)

3. DPKT (Daftar Pemilih Khusus Tambahan)

Jumlah peserta pemilu PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) Wilayah Kerja KJRI Jeddah:

DPT 101.409 pemilih

DPK 450 pemilih

DPT Kota Madinah:

6818 pemilih

1471 laki-laki

5347 perempuan

DPT merupakan peserta pemilu yang sudah terdaftar di KPU Pusat pada bulan September 2013

DPT bisa di cek di situs resmi PPLN Jeddah 2014

http://pplnjeddah2014.org

e. WNI yang belum terdaftar di DPT, dapat mendaftarkan diri dengan cara sebagai berikut:

1. Melalui e-mail dikirim ke info@pplnjeddah2014.org

2. Inbox Facebook ke akun PPLN Jeddah

3. Mengirimkan nama dan nomor identitas (boleh nomor paspor atau nomor iqamah)

Pendaftaran DPK, paling lambat pada hari Senin, 24 Maret 2014

f. Waktu pencoblosan hari Sabtu, 29 Maret 2014 di Wisma Haji Madinah (Belakang Top Ten) untuk Kota Madinah, hanya ada Drop Box Kilat (Kotak Suara Antaran), surat suara diambil ditempat, dan disediakan bilik suara, dan tidak ada TPSLN

Pemilu untuk Kota Jeddah dan Mekkah akan berlangsung pada hari Sabtu, 5 April 2014, Waktu Pengambilan Suara di TPSLN mulai jam 08.00 sampai 18.00 WAS (Waktu Arab Saudi)

g. Cara memilih:

1. Coblos sekali dalam kolom nama calon anggota DPR (lebih utama)

2. Coblos sekali dalam tanda gambar partai politik

Dari kedua cara tersebut pilih salah satu cara

h. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di situs resmi atau facebook PPLN Jeddah atau dengan menghubungi Petugas, Bpk. Sudareman +966557271275

i. Penghitungan suara, akan berlangsung pada hari Rabu, 9 April 2014, di KJRI Jeddah pukul 13.00 WAS

Pemilu di seluruh Indonesia akan berlangsung serentak pada hari Rabu, 9 April 2014

j. Selama proses pemilihan, akan dikawal ketat oleh pihak kepolisian

Sekian dan semoga bermanfaat

Madinah, Jum’at, 13 Jumadal Ula 1435 H

 

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Belajar dari Kesabaran Sang Nenek

20140106_202955Jum’at sore, setelah menunaikan ibadah salat magrib di Masjid Nabawi, saya diajak teman saya untuk menjenguk salah satu jamaah umrah yang terjatuh ketika turun dari tangga pesawat Saudi Arabia Airlines di Bandar Udara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah. Pasien tersebut adalah seorang nenek yang sudah berkepala tujuh, kakinya patah, saat itu pula untuk pertama kalinya saya mengunjungi Mustasyfa Malik Fahd atau Rumah Sakit Raja Fahd yang terletak di utara Universitas Islam Madinah. Hari itu merupakan hari pertama kami menjenguknya, setelah ia dioperasi pada Kamis malam Jum’at, dan kami merupakan orang lain pertama yang menjenguk beliau.

Sesampainya di ruang pasien, lantai 3 kamar 362, kami langsung mengajak bicara nenek dan menanyakan kabar beliau. Ia tersenyum dan mengabarkan bahwasanya ia dalam keadaan baik. Bahasa Indonesianya lancar, sang nenek memang asli betawi dan berdomisili di bilangan Condet, Jakarta Timur. Ia tinggal sendirian, suaminya sudah wafat 8 tahun yang lalu, dan anak perempuannya wafat 2 tahun yang lalu, namun ia masih terlihat tabah dan tegar dan menyampaikan kepada kami yang menjenguknya “Saya masih punya Allah”.

Rombongan lain satu travel dengannya yang berjumlah 180 jamaah, sudah berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah umrah pada pukul 4 sore, ia tak bisa ikut karena masih dalam perawatan dokter. “Saya tidak bisa bahasa Arab, dan tidak bisa bahasa Inggris, padahal dokter-dokter dan suster-suster disini ngomong bahasa Arab dan Inggris” ujarnya, faktor ketidakmampuan untuk berbahasa Arab dan Inggris membuatnya ingin segera pulang ke tanah air untuk berobat disana. Selain itu, makanan yang berbeda dengan makanan-makanan di Indonesia membuatnya juga tidak betah di rumah sakit, padahal ia sudah mengalami maag kronis dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta. Kami memberikan air zamzam dan kurma, untuk diminum dan ngemil.

“Ini semua ujian dari Allah” pesan nenek, yang menurut kami beliau masih terlihat sabar menghadapi cobaan ini, sakit di negeri orang, tidak ada kenalan, tidak ada saudara, dan tidak ada yang menjaga beliau. Sebenarnya kami ingin menjaga beliau, namun peraturan di Arab Saudi, pasien perempuan harus ditunggui oleh perempuan dan pasien laki-laki harus ditunggui oleh laki-laki. Sabtu sore, setelah ashar saya dan teman saya langsung meluncur ke Rumah Sakit. Kali ini, saya bersama satu teman saya, jadi kami bertiga. Nenek senang ada orang lain yang menjenguknya, mungkin beliau sudah menanggap kami sebagai anak beliau. Ahad dan Senin kami juga menjenguknya, nenek bercerita ada beberapa dokter dan suster Indonesia yang menjenguknya, dan memberikan beberapa kebutuhan untuk nenek seperti pakaian ganti dan kain ihram.

Selasa pagi, nenek diizinkan untuk keluar dari rumah sakit dan diperbolehkan untuk menunaikan ibadah umrah dengan menggunakan kursi roda. Ketika itu, nenek dijemput pihak travel dan salah satu teman kami. Untuk  pertama kalinya nenek salat di halaman Masjid Nabawi, ketika itu waktu salat zuhur. Setelah zuhur nenekpun berangkat menuju Makkah untuk menunaikan ibadah umrah, dan inilah hari terakhir nenek di Madinah dan Makkah, karena pada hari Rabu nenek dan rombongan lainnya akan bertolak menuju Jakarta.

Nenek akan menunaikan ibadah haji in sya Allah tahun 2017, semoga kami dan nenek masih diberikan umur panjang dan bisa silaturrahim lagi di masa yang akan datang. Kami belajar banyak dengan nenek terutama ilmu kesabaran dan ketabahan, meskipun nenek sudah tidak punya siapa-siapa lagi dan diuji dengan beberapa cobaan, namun nenek masih sabar dan tabah, menyerahkan segala urusan kepada Allah. Karena kita semua dan apa yang kita miliki adalah milik Allah, dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Semoga nenek diberikan kesembuhan, dimudahkan segala urusannya, diterima ibadah umrahnya oleh Allah. Aamiin.

Fenomena Paling Mengharukan di Pengadian Arab Saudi

~ Sangat Menyentuh ~
Di salah 1 Pengadilan Qasim, berdiri Hizan al Fuhaidi dg air mata yg bercucuran shg membasahi janggutnya!! Knp? Krn ia kalah terhadap perseteruannya dg saudara kandungnya..

Tentang apakah perseteruannya dg saudaranya?? Tentang Tanah kah!? atau Warisan yg mereka saling perebutkan !?

Bkn krn itu semua ! Ia kalah thd saudaranya terkait Pemeliharaan Ibunya yg sdh Tua renta & bahkan hanya memakai sebuah cincin timah di jarinya yg telah keriput..

Seumur Hidupnya, beliau tinggal dg Hizan yg selama ini menjaganya..

Tatkala beliau telah Manula, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain, utk mengambil ibunya agar tinggal bersamanya dng alasan, fasilitas kesehatan dll di kota jauh lbh lengkap dari pd di desa..

Namun Hizan menolak dg alasan, selama ini ia mampu utk menjaga ibunya. Perseteruan ini tdk berhenti sampai di sini, hingga berlanjut ke pengadilan..

Sidang demi sidang dilalui, hingga sang hakim pun meminta agar sang Ibu dihadirkan di Majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yg sdh tua renta yg beratnya sdh tdk sampai 40 Kg !
Sang Hakim bertanya kpd Ibu; “Siapa yg lbh berhak tinggal bersamanya?” Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun mnjawab, sambil menunjuk ke Hizan, “Ini mata kananku!” kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!!

Sang Hakim brpikir sejenak kemudian memutuskan hak kpd adik Hizan, brdasarkan kemaslahatan bagi si ibu..

Betapa Mulia Air mata yg dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan krn tdk bisa memelihara ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjutnya!!

Dan, betapa Terhormat & Agungnya sang ibu yg diperebutkan oleh anak2nya hingga seperti ini..

Andaikata kita bisa memahami, Bagaimana sang Ibu mendidik kedua putranya hingga ia mnajdi Ratu & Mutiara termahal bagi anak2nya !?

Ini adlh pelajaran Mahal ttg Berbakti, tatkala Durhaka sdh mnjadi Budaya..

(Semoga Bermanfaat)

Posted with WordPress for BlackBerry.