Tag Archives: Muhammad

Nama dan Nasab Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wasallam

Gambar

Beberapa Faidah yang kami ambil pada mudzakarah bersama Kitab Alfiyatus Sirah karya al-Imam al-Hafidz Abdurrahim al-`Iraqi, antara lain:

Nasab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terbagi menjadi tiga bagian:

a. Nasab dari Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sampai dengan Adnan, muttafaq ‘alaihi (disepakati)

b. Nasab dari Adnan sampai dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salammukhtalaf fihi (dipertentangkan)

     c. Nasab dari Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam sampai dengan Nabi Adam ‘Alaihi Salam, Laa Ashla Lahu, Dha`iif atau Dha`iif Jiddan (tidak ada asalnya, lemah atau sangat lemah)

Nama-nama Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam):

  1. Muhammad
  2. Al-Muqaffa
  3. Ahmad
  4. Al-Hasyir
  5. Al-`Aqib
  6. Al-Mahi
  7. Ar-Radda
  8. Nabi ar-Rahmah
  9. Nabi at-Taubah
  10. Nabi al-Malhamah
  11. Nabi al-Marhamah
  12. Thaha
  13. Yaasiin
  14. Abdullah
  15. Al-Mutawakkil
  16. An-Nabi al-Ummiyy
  17. Ar-Ra’uufu ar-Rahiim
  18. Syaahid
  19. Basyiir
  20. Nadziir
  21. Siraajan Muniir
  22. Al-Muzzammil
  23. Al-Muddatsir
  24. Da`i Lillah
  25. Al-Mudzakkir
  26. Rahmah
  27. Ni`mah
  28. Haadii

Menurut Ibnu al-`Arabi, nama Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam) berjumlah 67 nama, atau dalam riwayat lain terdapat 69 nama

Menurut Ibnu Dihyah terdapat 90 nama Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam)

Dalam riwayat lain terdapat 300 nama Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam)

Dalam Kitab Al-`Aaridhah al-Ahwadzi Syarh Jaami` at-Tirmidzi, terdapat 1000 nama Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam), pendapat ini juga disebutkan sebagian sufi

(Al-Imaam al-Haafidz Zainuddin Abu Fadhl Abdurrahiim bin al-Husain al-`Iraaqi Rahimahullah Ta`aala dalam Kitab Nazhmu ad-Durar as-Saniyyah fii as-Siyari az-Zakiyyah)

 

Nasab Rasulullah (Shallallahu `Alaihi Wasallam)

  1. Muhammad (Shallallahu `Alaihi Wasallam) bin
  2. Abdullah bin
  3. Abdul Muththalib bin
  4. Syaibah (Al-Hamad) bin
  5. `Amru (Hasyim) bin
  6. `Abdu Manaaf bin
  7. Qushaiy (Zaid) bin
  8. Kilaab (Hakiim) bin
  9. Murrah bin
  10. Ka`ab bin
  11. Lu’ay bin
  12. Ghaalib (Fihr) bin
  13. Maalik bin
  14. Nazhr bin
  15. Kinaanah bin
  16. Khuzaimah bin
  17. Mudrikah bin
  18. Ilyaas bin
  19. Mudhar bin
  20. Nizaar bin
  21. Ma`ad bin
  22. `Adnaan bin
  23. Udad (Udd) bin
  24. Muqawwam bin
  25. Naahuur bin
  26. Tairah bin
  27. Ya`ruba bin
  28. Yasyjuba bin
  29. Naabit bin
  30. Ismaa`iil (`Alaihis Salaam) bin
  31. Ibraahiim (`Alaihis Salaam) bin
  32. Taarih (Aazar) bin
  33. Naahuur bin
  34. Saaruuh bin
  35. Arghuu (Faalikh) bin
  36. `Aibar bin
  37. Syaalakh bin
  38. Arfakhsyadz bin
  39. Saam bin
  40. Nuuh (`Alaihis Salaam) bin
  41. Laamik bin
  42. Mattuusyalakha bin
  43. Khanuukha bin
  44. Idriis (`Alaihis Salaam) bin
  45. Mahliil bin
  46. Qainan bin
  47. Yaanisy bin
  48. Syits (`Alaihis Salaam) bin
  49. Aadam (`Alaihis Salaam)

Nasab ibunya (Shallallahu `Alaihi Wasallam)

  1. Aaminah binti
  2. Wahb bin
  3. `Abdu Manaaf bin
  4. Zuhrah (Kilaab)

(Al-Imaam al-Haafidz Zainuddin Abu Fadhl Abdurrahiim bin al-Husain al-`Iraaqi Rahimahullah Ta`ala dalam Kitab Nazhmu ad-Durar as-Saniyyah fii as-Siyari az-Zakiyyah)

al-`Ilmu `indallah, Wallahu Ta’aala A’lam.

Wolfgang von Goethe

‎260 TAHUN lalu Wolfgang von Goethe sang pujangga besar Jerman. Ia sangat kagum pada Rasulullah Salallahu Alayhi Wasalam dan Islam yang indah dan dinamis.

Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832) adalah pujangga Jerman, serba bisa dalam berbagai bidang, penemuan dan profesi: hukum, arsitektur, teater, arkeologi, morfologi, teori warna, menteri, mineralogi, geologi, kimia, meteorologi, filsafat, agama, sejarah, matematika, ilmu kemiliteran dan ekonomi, serta sastra. Namun, bagi warga Indonesia yang mayoritasnya Islam, hal yang menarik dari Goethe adalah mengenai pemikirannya tentang Islam dan uang. Goethe menyatakan bahwa penggantian uang emas dengan uang kertas adalah hasil rekayasa setan.Goethe dan IslamPada usia 24 tahun (1773), Goethe mengungkapkan kekagumannya kepada Nabi Muhammad saw dan memuji ajaran Islam yang indah dan dinamis. Kekaguman tersebut ia tuangkan dalam syairnya Mahomet Gesang. Salah satu baitnya berbunyi: “Juga kalian, mari/ Dan kini lebih ajaib dia membesar-meluas/Seluruh ras menyanjung pangeran ini.”

Dalam suratnya kepada anak tunggalnya August, 17 Januari 1814, Goethe mengatakan “Beberapa agama telah mengecoh kita sampai kemudian datang al-Quran ke perpustakaan kita”. Pada Februari 1816, ia juga menulis, “Puisi ini tidak menolak kebenaran bahwa diri ini adalah seorang Muslim”. Tentang Nabi Muhammad saw, ia juga menulis “Dia seorang Rasul dan bukan penyair, dan oleh karenanya Al-Quran ini hukum Tuhan. Bukan buku karya manusia yang dibuat sekadar bahan pendidikan atau hiburan”.

Keyakinan Goethe terhadap kebenaran ajaran Islam, ia tuangkan dalam kumpulan syairnya West-ostliche Divan. Judul tersebut juga ditulis dalam huruf dan bahasa Arab Al-Diwan Al-Syarqiyyu li Al-Muallifi Al-Gharbiyyi. Sajak pertamanya dalam buku ini ia beri judul Hegire yang berasal dari kata Hijrah. Menurut Katharina Mommsen, syair ini Goethe tulis pada 24 Desember 1814, pada malam Natal, saat pemeluk agama Kristen sedang merayakan kelahiran Nabi Isa as.

Di dalam bait-bait syair tersebut, ia mengatakan: “Utara, Barat dan Selatan Porakporanda/Mahkota-mahkota hancur terpencar, Kerajaan bergetar/Apakah suara terompet itu memebahanakan hari pengadilan Akhir?/Dengarlah suara Perintah pada penyair: Selamatkan dirimu, dan pergilah ke Timur serta dalam kemurnian Timur nikmatilah perlindungan Yang Mulia.”

Goethe juga mengatakan “dan kebenaran itu pasti bersinar/Apa yang diakui oleh Muhammad/Hanya dengan pengertian satu Tuhan/Dia menguasai segalanya di dunia ini”. Kekagumannya terhadap al-Quran, ia ungkapkan dengan kata-kata, “Apakah Al-Quran itu abadi?/Saya tidak meragukannya/Inilah buku dari buku-buku/Saya meyakini kitab suci Muslim itu”. Sedangkan keyakinannya tentang kebenaran ajaran Islam, ia berkata “Sungguh bodoh, dalam setiap hal/ orang memuji pendapatnya sendiri/Apabila Islam berarti berserah diri kepada Tuhan/dalam Islamlah kita hidup dan mati”.

Pemikiran Goethe tentang UangGoethe hidup dalam masa transisi pemberlakuan uang kertas yang menggantikan uang emas dan uang perak. Karena itu, ia membuat 46 buku yang dilatarbelakangi sikap skeptisnya terhadap pemberlakuan uang kertas tersebut. Hal ini sebagaimana ia tuangkan dalam buku Faust II. Dalam buku tersebut dikisahkan seorang ilmuwan kimia bernama Faust yang berusaha membuat emas dari logam biasa demi meraih pengetahuan tertinggi dan memuaskan kesenangan manusia. Untuk mencapai tujuan tersebut ia membuat perjanjian dengan iblis, Mephistopheles. Keduanya kemudian bertemu seorang Kaisar yang kehabisan dana untuk menggaji tentara dan pelayan. Mephistopheles menawarinya jalan keluar dengan mencetak kertas bertandatangan Kaisar dan diedarkan kepada masyarakat.

Goethe telah melihat ekonomi uang modern yang didasarkan pada uang kertas merupakan kelanjutan cara-cara kimiawi dengan cara lain. Meskipun menulis dalam dekade awal abad ke-19, ia sudah meramalkan banyak pencapaian industrial pada abad berikutnya. Jauh sebelum Amerika Serikat (AS) diperhitungkan dalam pentas sejarah dunia, ia juga sudah memperkirakan bahwa AS akan membangun terusan untuk menghubungkan Samudera Atlantik dan Pasipik tersebut. Dengan demikian, Goethe sudah melihat sebelum waktunya capaian besar dunia industri yang akan didanai dengan sistem moneter uang kertas.

Pernyataan Goethe bahwa uang kertas adalah ciptaan setan memiliki korelasi dengan pemikiran Imam al-Ghazali yang menyatakan bahwa hikmah penciptaan Dinar dan Dirham tidak akan ditemukan di dalam hati yang berisi sampah hawa nafsu dan tempat permainan setan. Dengan demikian, Islam yang dipahami oleh Imam Ghazali dan Goethe membuahkan pemahaman yang sama, yaitu Dinar dan Dirham sebagai mata uang yang diciptakan oleh Allah, sedangkan uang kertas ciptaan setan.

Pemahaman ini juga diperjelas oleh Jack Weatherford yang menyatakan bahwa Al-Quran melarang riba lebih jelas daripada Injil, karena secara spesifik Al-Quran melarang penjualan “sesuatu yang sudah ada (nyata) dengan sesuatu yang tidak ada (gaib)”. Pertukaran yang nyata dengan yang gaib ini seperti pertukaran uang kertas (yang semula sebagai kuitansi tentang sejumlah uang emas atau uang perak) dengan ayam, kambing, hutan, dan sebagainya.

Hanya sekedar copas dari grup facebook, semoga bermanfaat,,, 🙂

Hadits tentang orang yang bangkrut

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

(Hadits Nabi Muhammad Rasulullah saw)

Dari Abu Hurairah r.a: Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasalallam pernah bersabda: “Tahukah kalian siapa itu orang yang bangkrut?”

Sahabat-sahabat menjawab: “Orang bangkrut di kalangan kita ialah orang yang tidak memiliki lagi uang maupun barang.”

Maka Rasulullah pun bersabda: “Orang bangkrut yang sebenarnya dari kalangan umatku datang di hari Kiamat kelak dengan membawa amalan-amalan shalat, puasa, zakat dan dia datang setelah (dalam kehidupan di dunia) mencaci ini; menuduh itu; memakan harta ini; dan mengalirkan darahnya itu; memukul ini, maka diberikanlah dari pahala amal-amal ibadahnya itu kepada si ini dan si itu. Dan jika pahala amal-amal ibadahnya habis sebelum terpenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dari dosa-dosa mereka (yang pernah dia zalimi) dan ditimpakan kepadanya kemudian dia pun dicampakkan ke neraka.”

Na’udzubillahimindzaalik,
Semoga bermanfaat, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Posted with WordPress for BlackBerry.

Hukum Maulid dan sejarah maulid

Nabi Muhammad Rasulullah saw

Nabi Muhammad Rasulullah saw

الصلاة و السلام عليك يارسول الله

Hukum Maulid dan sejarah maulid.
Dalam kitab i’aanah tholibin oleh Syaikh Bakri bin Muhammad Syatho Addimyathi wafat tahun 1302 hijriah, cetakan haramain halaman 363 jilid 3.
Tepatnya di bab nikah membicarakan masalah walimah urus.
Di sini Syaikh Bakri Syatho menyusun qaul ulama pada masalah maulid.
Tapi beliau cuma nyebutin nama ulamanya aja,dsni aku tambahin dgn Manaqib terjemah singkat para imam nya, agar menjadi senang orang yg membca tulisan ku ini.

فائدة : في فتاوى الحافظ السيوطي في باب الوليمة سئل عن عمل المولد النبوى في شهر ربيع الأول ،ما حكمه من حيث الشرع
هل هو محمود أو مذموم وهل يثاب فاعله أو لا
والجواب : عندي أن أصل عمل المولد الذي هو اجتماع الناس وقراءة ما تيسر من القرآن ورواية الأخبار الواردة في مبدإ أمر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع في مولده من الآيات ثم يمد لهم سماط يأكلونه وينصرفون من غير زيادة على ذلك
من البدع الحسنة التي عليها صاحبها لما فيه من تعظيم قدر النبي صلى الله عليه وسلم وإظهار الفرح والاستبشار بمولده الشريف

Ini satu faidah. Berkata Imam Jalaluddin Assayuthi, tau gak kalian siapa Imam sayuthi ini?
Beliau adalah Imam ahli tarikh, ahli hadist, ahli Quran, hafal 200 ribu hadist, penutup mujaddid seluruh dunia, mempunyai karangan 725 kitab dari macam2 fan,
Imam Jalaluddin Assayuthi ini lahir tahun 849 hijriah dan wafat tahun 911 hijriah, dlm fatwa nya pada bab walimah, beliau di tanya masalah pengamalan maulid Nabi pada bulan rabi’ul awal, apa hukum nya dari segi syari’at ?

Apakah terpuji atau tercela ?
Apakah di beri pahala orang yang mengerjakan nya atau tdk?
Beliau jawab. Di sisi ku asal pengamalan maulid yg manusia berkumpul, smbil membaca Alquran dan riwayat2 tentang perjalanan Rasul, dan yg terjadi pada maulid beliau dari ayat2, kemudian menyediakan makanan untuk mereka, lalu di makan bersama dan pulang dgn tanpa menambah2 atas itu.
Mungkin maksud Imam Sayuti tanpa menambah2 itu adalah tiada memperbuat perbuatan yg di larang,spt pulang dari maulid berpacaran, kumpul2 antara laki2 wanita dan membanyakkan syair maulid sehingga lupa waktu sholat.
Itu kata beliau adalah dari BID’AH HASANAH yg diberi pahala atas orang yg mengerjakan nya, karena di dlm nya terdapat membesarkan pangkat Nabi Muhammad dan menampakkan kegembiraan dgn kelahiran beliau

فعند ذلك قام الإمام السبكي وجميع من بالمجلس فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد
واجتماع الناس له كذلك مستحسن

Maka pada waktu itu Imam Subki lgsg berdiri bersama para jamaah di majlis itu, dan mulai saat itu suka lah kebanyakan orang dgn itu majlis dan mereka mengerjakan maulid Nabi,

Tau gak kalian siapa Imam Shorshori ini, aku ceritakan dulu sekilas sejarah Imam shorshori, beliau adalah ahli syair di negri baghdad, beliau bnyak mengarang matan fiqh dgn bentuk syair, tapi beliau dibunuh oleh tentara tartar dan beliau trmsk mati syahid, dan dimakamkan di shorshor, beliau lahir tahun 588 dan wafat tahun 656 hijriah,

وقال الحلبي في السيرة : فقد حكى بعضهم أن الإمام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم : قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب * على ورق من خط أحسن من كتب
وأن تنهض الأشراف عند سماعه * قياما صفوفا أو جثنا على الركب

Imam Ali bin Ibrahim Al-halabi, tau gak kalian siapa Imam Al-halabi ini?
beliau adalah imam ahli tarikh,ahli lugat,ahli fiqh,lahir tahun 975 dan wafat tahun 1044 hijriah di mesir,beliau meriwayatkan,telah dceritakan sebagian orang,bhw imam Subki,
Tau gak kalian siapa imam Subki ini?
Aku ceritakan dulu Sekilas riwayat imam Subki, beliau adalah Imam Ali bin Abdul. kafi Assubki, pada masa beliau hidup,
beliau adalah pualing alim dari ulama di
seluruh penjuru dunia, ahli tafsir, ahli hadist, ahli fiqh dan ahli fatwa, lahir tahun 683 dan wafat tahun 756 hijriah, di syam,
bahwa Imam Subki berkumpul di sisi beliau beberapa bnyak ulama besar pada masa itu, maka sang Imam berqasidah dgn qasidah perkataan Imam Jamaluddin Ashshorshori.

Imam Subki membca syair beliau pada memuji maulid Nabi, dgn bahar thowil fa’ulun mafa’ilun, dgn qofiah muthlaq, dgn huruf rawi ba, syair nya di atas dan maknanya kurang lebih nya seperti ini :
Walawpun memuji Rasulullah itu ditulis dgn tinta emas, dgn khot yg paling bagus, di atas kertas putih, itu pun msh blm cukup untuk memuji2 Rasulullah, dan hendak lah para pemuka2 itu berdiri bershof2 pada waktu mendengar pujian2 kepada Rasul.

قال الإمام أبو شامة شيخ النووي : ومن أحسن ما ابتدع في زماننا ما يفعل كل عام في اليوم الموافق ليوم مولده صلى الله عليه وسلم من الصدقات والمعروف وإظهار الزينة والسرور ، فإن ذلك مع ما فيه من الإحسان للفقراء مشعر بمحبة النبي صلى الله عليه وسلم وتعظيمه في قلب فاعل ذلك وشكر الله تعالى على ما من به من إيجاد رسول الله صلى الله عليه وسلم الذي أرسله رحمة للعالمين

Imam Abu Syamah, tau gak siapa beliau?
Aku ceritakan dulu skilas riwayat imam Abu Syamah, beliau adalah Imam Abdurrahman bin Ismail Addimasyqi, seorang ahli tarikh, ahli hadist, ahli fiqh, dan sdh mencapai derajat mujtahid muthlaq, satu2 nya yg ahli qiraat pada masanya, beliau adalah guru Imam Nawawi dibidang qiraat, tau kan siapa Imam Nawawi, Imam Mujtahid mazhab pengarang majmu, minhaj, raudhoh yg jadi rujukan semua ulama syafi’iyah beliau lahir tahun 631 dan wafat tahun 676 hijriah, muda banget umur beliau bahkan nikah pun gak sempat, sdh wafat, tapi karangan beliau dimana2 ada dan jadi rujukan, adapun Imam Abu Syamah beliau lahir pada tahun 599 dan wafat tahun 665 hijriah, beliau mengatakan
Dari sbagian bid’ah hasanah pada dzaman kami ini, yaitu peringatan yg dikerjakan tiap tahun pada hari bertepatan lahirnya junjungan kita Nabi besar Muhammad, dari bersedekah dan berbuat baik, dan menampakkan kegembiraan, karena pekerjaan itu beserta yg ada didalam nya dari perbuatan baik kepada para fakir miskin, itu merasakan dgn cinta kepada Rasulullah dan merasakan kebesaran Rasul di hati orang yg mengerjakannya dan bersyukur kepada Allah atas nikmat yg diberikan nya dari adanya Rasulullah yg ia utus untuk semua makhluq.

قال السخاوي : إن عمل المولد حدث بعد القرون الثلاثة ثم لا زال أهل الإسلام من سائر الأقطار والمدن الكبار يعملون المولد ويتصدقون في لياليه بأنواع الصدقات ويعتنون بقراءة مولده الكريل ويظهر عليهم من بركاته كل فضل عميم

Imam Sakhawi, tau gak kalian siapa beliau, beliau adalah Imam Ahli Tarikh, ahli hadist, tafsir, lugat, murid kesayangan Ibnu hajar Al-asqalani,nama beliau adalah Muhammad bin Abdurrahman, lahir di mesir tahun 831 hijriah, dan wafat di madinah tahun 902 hijriah.
Beliau berkata. Sesungguhnya pengamalan maulid terjadi setelah qurun ke 3 kemdian terus menerus orang islam dimana2 dikota2 besar mengerjakan maulid, dan bershodaqoh dgn mcm2 shodaqoh pada mlm, dan mementingkan dgn pembacaan maulid Nabi dan menampakkan atas mereka dari keberkahan nya yg banyak

وقال ابن الجوزي : من خواصه أنه أمان في ذلك العام وبشرى عاجلة بنيل البغية والمرام
وأول من أحدثه من الملوك الملك المظفر أبو سعيد صاحب أربل
وألف له الحافظ ابن دحية تأليفا سماه التنوير في مولد البشير النذير
فأجاره الملك المظفر بألف دينار وصنع الملك المظفر المولد ،وكان يعمله في ربيع الأول ويحتفل به احتفالا هائلا
وكان شهما شجاعا بطلا عاقلا عالما عادلا وطالت مدته في ملك إلى أن مات وهو محاصر الفرنج بمدينة عكا سنة ثلاثين وستمائة
محمود السيرة والسريرة

Imam Ibnul Jauzi , pasti kalian udah tau siapa Ibnul Jauzi ini, beliau adalah Imam ahli tarikh, hadist dan paling alim pada masanya, tiada tandingan nya, nama beliau. Abul Faraj Abdurrahman bin ‘Ali Al- jauzi lahir tahun 508 dan wafat tahun 597 hijriah, pengarang kitab Talbis iblis yg terkenal itu.
Beliau berkata. Dari khususiat maulid Nabi, bahwasanya aman pada itu tahun dan kegembiraan yg cepat dgn sampainya harapan dan cita2, dan awal2 orang yg mengerjakan nya adalah dari para raja2, yaitu raja abu sa’id almudhoffar raja irbil, beliau ngerjakanya pada bulan rabi’ul awal dan memperingatinnya dgn peringatan besar2n, raja mudhoffar ini orangnya dermawan, berani, pahlawan, paling berakal, alim, adil.
Dan berlanjut itu pada masa kerajaan nya sampay dia wafat, dan dia mengepung فرنج dikota عكا pada tahun 630 hijriah,
Dan imam Ibnu Dihyah,tau gak kalian siapa Imam Ibnu Dihyah ini, beliau adalah Umar bin hasan cucu dari sahabat Dihyatul Qalbi, beliau seorang ahli syair, lughot, tarikh, hafizh ratusan ribu hadist, beliau lahir tahun 544 dan wafat tahun 633 hijria di mesir, beliau ini mengarang maulid nabi yg diberi nama tanwir fi maulid basyirin nadzir, maka raja mudhoffar memberi beliau hadiah seribu dinar dan sang raja membuat acara maulid

قال سبط ابن الجوزي في مرآة الزمان
حكى له بعض من حضر سماط المظفر في بعض الموالد فذكر أنه عد فيه خمسة آلاف رأس غنم شواء وعشرة آلاف دجاجة ومائة ألف زبدية وثلاثين ألف صحن حلوى وكان يحضر عنده في الموالد أعيان العلماء والصوفية فيخلع عليهم ويطلق لهم البخور وكان يصرف على المولد ثلثمائة ألف دينار

Tau gak kalian siapa sibtu atau cucu Imam Ibnul Jauzi ini, beliau Imam Yusuf ibnu Abdillah cucu Imam ibnul Jauzi, beliau ahli tarikh, dan alim juga seperti kakek beliau, beliau lahir tahun 581 dibagdad dan wafat tahun 654 hijriah di dimasyqi.
Dalam kitabnya Mar’aatuzzaman fi tarikh a’yan”, diceritakan sbgian orang yg menghadiri undangan raja mudhoffar pd sbgian maulidnya, dan menceritakan bahwasanya disana ada 5000 kepala kambing yg dipanggang, dan 10.000 ayam panggang, 100.000 buah2n,dan 30.000 piring kue2, dan menghadiri pada waktu maulid itu beberapa Ulama terkenal dan ulama Sufi, dan menarik dia atas mereka dgn memakai harum2n dufa, dan dia menyumbang atas maulid itu 300 ribu dinar.

واستنبط الحافظ ابن حجر العسقلاني تخريج عمل المولد على أصل ثابت في السنة وهو ما في الصحيحين أن النبي صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء فسألهم فقالوا هو يوم أغرق الله فيه فرعون ونجى موسى ونحن نصومه شكرا
فقال نحن أولى بموسى منكم
وقد جوزى أبو لهب بتخفيف العذاب عنه يوم الاثنين بسبب إعتاقه ثويبة لما بشرته بولادته صلى الله عليه وسلم وأنه يخرج له من بين أصبعيه ماء يشربه كما أخبر العباس في منام رأى فيه أبا لهب ورحم الله القائل وهو حافظ الشام شمس الدين محمد بن ناصر حيث قال
إذا كان هذا كافر جاء ذمه * وتبت يداه في الجحيم مخلدا
أتى أنه في يوم الاثنين دائما * يخفف عنه للسرور بأحمدا
فما الظن بالعبد الذي كان عمره * بأحمد مسرورا ومات موحدا

Imam Ibnu Hajar tau kan, tidak asing lagi bahwa beliau adalah pengarang fathul barri.
Beliau adalah Ahmad bin Ali Ibnu Hajar Al-asqalani, seorang amirul mu’minin dlm ilmu hadist.
Ahli tarikh , Ahli Alquran dan semua ilmu beliau kuasai.
Beliau lahir di Asqalan palestina tahun 773, dan wafat di mesir tahun 852 hijriah, beliau juga termasuk hujjah dan bnyak punya karangan.
Beliau meistinbath bahwa asal pengamalan maulid itu dari sunnah Rasul bkn bid’ah jahat seperti yg dikatakan  wahabi skrg yaitu hadist yg diriwayatkan Bukhari muslim bahwa Rasul ketika datang ke madinah beliau mendapatkan qaum yahudi puasa pada hari asyura.
Lalu beliau tanya, mereka menjawab.
Asyura ini hari Allah menenggelamkan firaun dan menyelematkan musa dan kami puasa ini karna bersyukur.
Kata Rasul : kami lebih dula dgn musa dari kamu,

Dan telah diberi kekhususan si abu lahab dgn diringankan azab pada tiap mlm senin dgn sebab dia memerdekakan tsuwaibah Al-aslami pada waktu dia senang dgn kelahiran Nabi Muhammad dan keluar dari antara jari2nya air yg ia bisa meminum nya seperti yg di khabarkan paman Nabi Sayyidna Abbas yg dia melihat abu lahab dlm mimpinya.

Telah bersyair Alhafizh Muhammad bin Nashir, beliau mungkin bukan hafizh syam seperti yg ditulis pengarang i’aanah tholibin.
mungkin sabqul qolam aja, karna yg sy dapatkan beliau adalah hafizh di iraq pada masanya beliau lah ahli hadist.
Beliau lahir tahun 467 dan wafat tahun 550 hijriah,

Beliau membuat syair bahar thowil fa’ulun mafa’ilun dgn qofiah huruf rawi dal.
Ini maknanya kurang lebih :
Apabila keadaan si abu lahab yg jelas kafirnya dan di hina di dalam Alquran pada surah Al-lahab, dia di putuskan selamanya di neraka.
Tapi bila datang malam senin di ringankan azabnya hanya dikarenakan gembira dgn kelahiran Nabi Muhammad SAW.
maka bagaiman dgn kita2 yg jelas2 beriman kepada Rasul mengerjakan dan gembra dgn maulidNya Nabi, pasti masuk  surga dan mendapat derajat tinggi
abu lahab saja dapat khususiat padahal dia kafir, pasti orang yg beriman dapat yg lebih..

قال الحسن البصري قدس الله سره : وددت لو كان لي مثل جبل أحد ذهبا لأنفقه على قراءة مولد الرسول

Imam Hasanul Bashri tau kan?
Sdh tak asing lg bagi kita bahwa beliau seorang tabi’in dan termasuk yg plng Afdhol tabi’in, seorang Imam besar, Ilmu beliau tak di ragukan lagi, nama beliau Yasar Al-Hasan bin Abil Hasan Al-bashri, lahir 2 tahun tersisa dari kekhalifahan Umar bin khottob, dan wafat tahun 110 hijriah
Beliau berkata. Aku sangat mencita2 jika aku punya emas seperti gunung uhud, maka aku sumbangkan untuk pembacaan maulid Nabi

قال الجنيد البغدادي رحمه الله :من حضر مولد الرسول وعظم قدره فقد فاز بالإيمان

Imam Junaid bin Muhammad Albaghdadi pasti tdk asing lg bagi kita, beliau adalah seorang Weali besar pada masanya, Imam dunia pada masanya, dan umur 20 tahun sdh dibolehkan berfatwa, beliau di wafatkan tahun 297 hijriah, ada pun kelahiran beliau banyak khilaf antara ulama tarikh.
Beliau berkata : barangsiapa menghadiri Maulid Nabi, dan membesarkan Rasulullah, maka ia beruntung dgn mendapat keimanan

قال معروف الكرخي : من هيأ لاجل قراءة مولد الرسول طعاما وجمع إخوانا وأوقد سراجا ولبس جديدا وتعطر وبجمل تعظيما لمولده حشره الله تعالى يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين وكان في أعلى عليين
ومن قرأ مولد الرسول على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا وخلط تلك الدراهم مع دراهم أخر وقعت فيها البركة ولا يفتقر صاحبها ولا تفرغ يده ببركة مولد الرسول صلى الله عليه وسلم

Imam Ma’ruf Alkarkhi tau gak kalian ?
Beliau adalah Ma’ruf bin Fairuz Alkarkhi, salah satu Ulama tasawwuf dan zuhud.
Kewalian beliau tdk di ragukan lagi, karena Imam Ahmad bin Hanbal sendri yg berkata bahwa Imam Ma’ruf Alkarkhi adalah Wali Abdal dan termasuk Mujabudda’wah, beliau di wafatkan tahun 200 hijriah di bagdad.
Setahun sebelum Imam Syafi’i wafat, apa kata beliau tentang maulid:
Barang siapa menyiapkan makanan untuk pembacaan maulid Nabi, dan mengumpulkan orang banyak menyalakan lampua, memakai pakaian bagus, berharum2, berapi2, karena membesarkan maulid Nabi, maka Allah bangkitkan nanti dia di hari kiamat beserta golongan yg pertama dari para Nabi dan dia berada di derajat tinggi.
Barangsiapa membc maulid Nabi diletakkan nya ditengah2 pembcaan maulid itu uang logam dari perak atau emas, lalu setelah itu ia campur uang tadi dgn uang yg lain nya.

Maka akan berkah lah uang2 itu dan tidak akan fakir lagi orang tadi, dan tdk akan putus uang dari tangan nya dgn berkat maulid Nabi

وقال الإمام اليافعي اليمني : من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءة مولد الرسول بعثه الله يوم القيامة مع الصديقين و الشهداء والصالحين ويكون في جنات النعيم

Tau gak kalian siapakah Imam Yafi’i ini?
Beliau adalah Abdullah bin As’ad Al-yafi’i, Ahli fiqih, Ahli syair, teramasuk Imam Sufi dan seorang wali Allah dan bnyak punya karangan, beliau lahir tahun 698 hijriah, dan wafat di mekah tahun 768 hijriah, dan ada riwayat yg mengatakan bahwa sunan Giri dan sunan Bonang pernah mengaji dgn beliau di mekah.

Apa kata beliau :barangsiapa mengumpulkan orang2 dan menyiapkan makanan dan memesan tempat khusus dan berbuat baik semuanya ini dilakukan karena untuk memeriahkan kelahiran Nabi, maka Allah bangkitkan dia nanti di hari kiamat beserta para shiddiqin, Syuhada , dan sholihin, dan dia masuk Surga.

وقال السري السقطي: من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة الرسول
وقد قال عليه السلام : من أحبني كان معي في الجنة
Kalian pasti kenal dgn Imam Sarri bin Mughallis Assaqti, beliau adalah Imam di ikuti orang sedunia pada masa itu, dan gelar beliau adalah Syaikhul islam, beliau murid kesayangan Wali Qutub Fudhail bin Iyadh, Ibnu Ayyasy,dan Ma’ruf Alkarkhi, beliau ahli ibadah pada masanya, beliau di lahirkan pada tahun 160 hijriah, di wafatkan pada bulan ramadlon tahun 250 hijriah, apa kata beliau :
Barang siapa menuju tempat yg disana dibaca orang maulid Nabi, maka ia menuju kebun dari kebun2 surga, karena tdk ada tujuan nya ksana pasti karena cintanya kpd Rasulullah.
Rasul bersabda. siapa yg cinta kpd Ku, maka dia bersamaKu nanti di surge

وقال سلطان العارفين في كتابه الوسائل في شرح الشمائل : ما من بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة بأهل ذلك المكان وعمهم الله بالرحمة والمطوقون بالنور يعني جبريل وميكائيل وإسرافيل قربائيل وعينائيل والصافون والحافون والكروبيون فإنهم يصلون على من كان سببا لقراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم
قال : وما من مسلم قرئ في بيته مولد النبي إلا رفع الله تعالى القحط والوباء والحرق والآفات والبليات والنكبات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص عن أهل ذلك البيت فإذا مات هون الله عليه جواب منكر ونكير وكان في مقعد صدق عند مليك مقتدر

Berkata Imam Abdurrahman bin Abu bakar bin Muhammad,jalaluddin assayuthi,tarjamah beliau sdh sy tulis di awal2, apa kata beliau dlm kitab nya alwasail fi syarhi syamail:
Tdk ada dari rumah, masjid, ato tempat2 apa saja yg di sana dibcakan maulid Nabi, melainkan Malaikat mendatanginya dan Allah turunkan RahmatNya dan berdatangan dgn membawa Nur Malaikat Jibril, Mikail, isrofil, qorbail, ainail, dan bershof shof berbaris2 malaikat2 yg bnyak, mereka mendoakan atas karena disana ada orang yg membca maulid Nabi Muhammad,
Beliau berkata lagi : tidak ada dari orang islam yg dirumah nya dibca maulid Nabi, melainkan terangkat dari rumah itu & penghuni rumah itu akan kesusahan, wabah penyakit, kebakaran, penyakit2, bala bala, bencana2, marah2n, hasud, penyakit2 lain, pencurian perampokan, apabila ia mati, maka Allah ringankan nanti untuk menjawab Malaikatulloh Munkar wa Nakir, dan ia berada di tempat yg ia senangi disisi Allah yg Maha kuasa..

I’anatu Aththolibin Sayyid Bakri pada marginnya hal.363 jilid 3

فى فتاوى الحافظ السيوطى فى باب الوليمة سئل عن عمل المولد النبوى فى شهر ربيع الأول ما حكمه من حيث الشرع و هل هو محمود أو مذموم و هل يثاب فاعله او لا قال والجواب عندى أن أصل عمل المولد الذى هو اجتماع الناس و قراءة ما تيسر من القرأن و رواية الا…خبار الواردة فى مبدا أمر النبي صلعم و ما وقع فى مولده من الايات ثم يمدلهم سماط يأكلونه و ينصرفون ممن غير زيادة على ذلك من البدع الحسنة التى يثاب عليها صاحبها لما فيه من تعظيم

artinya :
fatwa dari Al-hafidz as-Sayuthi dlm bab walimah ada orang bertanya tentang bagaimana hukum merayakan maulid Nabi di bulan rabi’ul awwal dilihat dalam pandangan syara’ apakah dia dipuji atau di cela apakah berpahala oleh orang yg mengerjakannya atau tidak ???
maka beliau menjawab :
menurut sy asal dari mrayakan maulid yaitu manusia berkumpul & membaca ayat alqur’an dan membaca kisah2 Nabi. apa saja yg dilakukan ketika merayakan maulid apakah itu membaca ayat, atau makan bersama2/ kenduri tidak lebih dari itu maka dihukumkan kepada bid’ah hasanah, berpahala atas orang yg merayakannya

قال معروف الكرخي : من هيأ لاجل قراءة مولد الرسول طعاما وجمع إخوانا وأوقد سراجا ولبس جديدا وتعطر وبجمل تعظيما لمولده حشره الله تعالى يوم القيامة مع الفرقة الأولى من النبيين وكان في أعلى عليين
ومن قرأ مولد الرسول على دراهم مسكوكة فضة كانت أو ذهبا وخلط تلك الدراهم مع دراهم أخر وقعت فيها البركة ولا يفتقر صاحبها ولا تفرغ يده ببركة مولد الرسول صلى الله عليه وسلم

Imam Ma’ruf Mlkarkhi tau gak kalian ?
Beliau adalah Ma’ruf bin Fairuz Alkarkhi, salah satu Ulama tasawwuf dan zuhud.
Kewalian beliau tdk di ragukan lagi, karena Imam Ahmad bin Hanbal sendri yg berkata bahwa Imam Ma’ruf Alkarkhi adalah Wali Abdal dan termasuk Mujabudda’wah, beliau di wafatkan tahun 200 hijriah di bagdad.
Setahun sebelum Imam Syafi’i wafat, apa kata beliau tentang maulid:
Barang siapa menyiapkan makanan untuk pembacaan maulid Nabi, dan mengumpulkan orang banyak menyalakan lampua, memakai pakaian bagus, berharum2, berapi2, karena membesarkan maulid Nabi, maka Allah bangkitkan nanti dia di hari kiamat beserta golongan yg pertama dari para Nabi dan dia berada di derajat tinggi.
Barangsiapa membc maulid Nabi diletakkan nya ditengah2 pembcaan maulid itu uang logam dari perak atau emas, lalu setelah itu ia campur uang tadi dgn uang yg lain nya.
Maka akan berkah lah uang2 itu dan tidak akan fakir lagi orang tadi, dan tdk akan putus uang dari tangan nya dgn berkat maulid Nabi.

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: (عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من بعدي، تمسكوا بها، وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور، فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة).

Sesungguhnya Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rosyidin. Gigitlah sunnah itu dengan geraham kalian (yakni; peganglah jangan sampai terlepas). Dan berhati-hatilah terhadap persoalan yang diada-adakan, maka sesungguhnya setiap perkara baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.”

Metodologi pembahasan dalil umum seperti ini tampaknya tidak digunakan oleh kaum Salafy Wahabi dalam berfatwa terutama mengenai bid’ah, tentunya karena pola pikir “kasuistik” atau terlalu tekstual (harfiah) dalam memahami dalil. Maka tidak heran bila fatwa-fatwa mereka tentang bid’ah dihiasi oleh dalil-dalil umum atau yang berisi lafaz-lafaz umum yang maknanya dipaksakan mengarah pada kasus-kasus tertentu yang tidak pernah disebutkan secara khusus di dalam al-Qur’an atau hadits.

Terbukti, dari ratusan perkara yang mereka fatwakan sebagai bid’ah yang dilarang di dalam agama, mereka hanya mengandalkan 5 sampai 7 dalil yang kesemuanya bersifat umum. Dapat dibayangkan, bila fatwa-fatwa mereka tentang bid’ah ada 300 jumlahnya, maka dalil yang sama akan selalu disebutkan secara berulang-ulang sampai lebih dari 100 kali. Anda bisa buktikan itu di dalam buku “Ensiklopedia Bid’ah” karya Hammud bin Abdullah al-Mathar diterbitkan oleh Darul Haq Jakarta. Ini baru dari segi pengulangan dalil, belum lagi dari segi penyebutan dalil-dalil pendukung yang digunakan secara serampangan dan bukan pada tempatnya.

Tanpa metodologi yang telah dirumuskan oleh para ulama ushul, mustahil dapat dibedakan antara yang wajib dan yang tidak wajib di dalam agama, sebagaimana mustahil dapat dibedakan antara perkara yang prinsip (ushul/pokok) dan yang tidak prinsip (furu’/cabang). Luar biasanya, dari metodologi atau rumusan para ulama ushul tersebut, umat Islam di seluruh dunia telah merasakan manfaat yang sangat besar di mana Islam dapat diterima di berbagai wilayah dan kalangan meski berbeda-beda adat dan budayanya (misalnya seperti Wali Songo yang sukses berdakwah di Indonesia). Prinsip dasar argumentasi akal ini tentu bukan untuk memudah-mudahkan syari’at atau menetapkan syari’at baru, tetapi untuk mengambil kesimpulan hukum dari dalil-dalil yang ada, agar ajaran Islam dapat dipahami dan diamalkan dengan baik oleh umat Islam.

Kaum Salafy Wahabi bahkan ada yang menganggap metodologi para ulama berupa ta’wil (penafsiran terhadap dalil) hanya membuat agama ini menjadi semakin tercemar dan tidak murni lagi karena dianggap sudah terkontaminasi oleh pendapat-pendapat manusia yang tidak memiliki wewenang untuk menetapkan syari’at, seperti halnya Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam atau para Shahabat beliau. Jadi, segala urusan di dalam beragama harus dirujuk langsung kepada al-Qur’an & hadis apa adanya seperti yang tersebut secara tekstual. Maka, apa saja yang diamalkan di dalam agama yang secara tekstual (harfiah) tidak terdapat di dalam al-Qur’an atau hadis, otomatis dianggap tertolak dan dinyatakan sebagai sebuah penyimpangan atau kesesatan.

Di sinilah pangkalnya, kenapa kaum Salafy Wahabi selalu mempermasalahkan amalan atau keyakinan orang lain, padahal amalan orang yang disalahkan itu hanyalah masalah furu’ (cabang/tidak prinsip). Ini adalah akibat dari pemahaman mereka terhadap dalil secara harfiyah atau tekstual apa adanya, sehingga semua urusan dan amalan “berbau agama” dipandang oleh kaum Salafy Wahabi sebagai perkara ushul (pokok/prinsip) yang jika tidak ada dalilnya dapat mengakibatkan sesat, syirik, atau kufur.

Sholeh Al-Utsaimin dalam Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, hal: 639-640). Al-Utsaimin mengatakan, “Hukum asal dari perbuatan-perbuatan baru dalam urusan dunia adalah HALAL. Jadi bid’ah dalam urusan-urusan dunia itu HALAL, kecuali ada dalil yang menunjukan akan keharamannya. Tetapi hukum asal dari perbuatan-perbuatan baru dalam urusan agama adalah DILARANG, jadi bid’ah dalam urusan-urusan agama adalah HARAM dan BID’AH, kecuali adal dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menunjukkan keberlakuannya.”

Melalui tulisannya yang lain Al-Utsaimin telah melanggar hukum yang dibuatnya sendiri dalam Al-Ibda’ fi Kamal Al-Syar’i wa Khathar Al-Ibtida’, hal 13. Dia mengatakan tentang hadits Nabi, ”(Semua bid’ah adalah sesat) adalah bersifat general, umum, menyeluruh (tanpa terkecuali) dan dipagari dengan kata yang menunjuk pada arti menyeluruh dan umum yang paling kuat yaitu kata-kata “kull (seluruh)”. Apakah setelah ketetapan menyeluruh ini kita dibenarkan membagi bid’ah menjadi tiga bagian, atau menjadi lima bagian? Selamanya ini tidak akan pernah benar.”

Dalam pernyataannya diatas Al-Utsaimin menegaskan bahwa “SEMUA BID’AHadalah SESAT”, bersifat general, umum, dan menyeluruh terhadap seluruh bid’ah, tanpa terkecuali, sehingga tidak ada bid’ah yang disebut BID’AH HASANAH. Namun mengapa dalam pernyataannya yang pertama dia membagi bid’ah ada yangHALAL dan yang HARAM? LUCU kan sobat ?!

Berbeda sekali ke’arifan dan kebijakannya dalam menetapkan hukum jika dibandingkan dengan ulama-ulama yang masyhur seperti Imam Nawawi misalnya, dalam memahami hadits Nabi “SEMUA BID’AH ADALAH SESAT”, dalam Syarah Shahih Muslim, jilid 6 hal: 154, beliau sangat hati-hati dengan kata-kata “SEBAGIAN BID’AH ITU SESAT, BUKAN SELURUHNYA.” Hadits “KULLU BIDH’ATIN DHOLALAH”, ini adalah kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya. Maka para ulama membagi bid’ah menjadi dua, BID’AH HASANAH (baik) dan BID’AH SYAIYI’AH (buruk). Lebih rinci bid’ah terbagi menjadi lima bagian sesuai dengan jumlah hukum islam, yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.

Imam as-Syafii
Abū ʿAbdullah Muhammad bin Idrīs al-Shafi’ī atau yang akrab dipanggil Imam Syafi’i

(Gaza, Palestina, 150 H / 767 – Fusthat, Mesir 204H / 819M)

Adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi’i. Imam Syafi’i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Muhammad.

Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.

Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. :

Telah berkata Imam Asy-Syafi’i: “Siapa yang menghimpunkan saudaranya (sesama Islam) untuk mengadakan majlis maulid Nabi saw., menyediakan makanan dan tempat serta melakukan kebaikan, dan dia menjadi sebab dibaca maulid Nabi saw. itu, maka dia akan dibangkitkan oleh Allah pada hari kiamat bersama ahli siddiqin (orang-orang yang benar), syuhada’ dan solihin serta berada di dalam syurga-syurga Na’im.

(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

Junaid al-Baghdady

Syeikh Abul Qasim Al-Junayd ibnu Muhammad al-Zujaj (Junayd al-Baghdadi) adalah putera dari seorang pedagang barang pecah belah dari Nahawand dan keponakan Sarri as-Saqathi, Ia juga dekat dengan Al-Muhasibi.

Beliau lahir dan besar di Irak. Abul Qasim Al-Junayd merupakan tokoh paling terkemuka dari mazhab Tasawuf, bahkan kelak beliau mendapat gelar sebagai Sayyidush Shufiyah (Pangeran Kaum Sufi).

Al-Junayd wafat di Baghdad pada hari Sabtu tahun 297H / 910M.

Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. :

Telah berkata Junaid Al-Baghdadi semoga Allah mensucikan rahasianya: “Siapa yang menghadiri majlis maulid Nabi saw. dan membesarkan kedudukannya, maka sesungguhnya ia telah mencapai kekuatan iman”.* (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

Ma’ruf al-Karkhy

Nama lengkapnya Abu Mahfudz Ma’ruf bin Firus Al-Karkhi. Meski lama menetap di Baghdad, Irak, ia sesungguhnya berasal dari Persia, Iran. Hidup di zaman kejayaan Khalifah Harun Al-Rasyid dinasti Abbasiyah.

Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. :

Telah berkata Ma’ruf Al-Karkhi: “Siapa yang menyediakan makanan untuk majlis membaca maulid Nabi saw. mengumpulkan saudaranya, menyalakan lampu, memakai pakaian yang baru, memasang bau yang wangi dan memakai wangi-wangian karena membesarkan kelahiran Nabi saw, niscaya Allah akan mengumpulkannya pada hari kiamat bersama kumpulan yang pertama di kalangan nabi-nabi dan dia berada di syurga yang teratas (Illiyyin)”

(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

Hasan al-Bashri

Hasan Al Bashri (Madinah, 642 – 10 Oktober 728) adalah ulama dan cendekiawan muslim yang hidup pada masa awal kekhalifahan Umayyah.

Hasan Al Bashri berguru pada para sahabat Nabi, antara lain Utsman bin Affan, Abdullah bin Abbas, Ali bin Abi Talib, Abu Musa Al-Asy’ari, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah and Abdullah bin Umar.

Nama lengkap Hasan Al Bishri ialah Abu Said Al Hasan bin Abi Al Hasan bin Yasar Al Bishri adalah Maula Al Anshari. Ibunya bernama Khairah, budak Ummu Salamah yang di merdekakan, dikatakan Ibnu Sa’ad dalam kitab tabaqat Hasan adalah seorang alim yang luas dan tinggi ilmunya, terpercaya, seorang hamba yang ahli ibadah lagi pula fasih bicaranya .

Beliau salah seorang fuqaha yang berani berkata benar dan menyeru kepada kebenaran dihadapan para pembesar negeri dan seorang yang sukar diperoleh tolak bandingnya dalam soal ibadah . Beliau menerima hadits dari Abu Bakrah, Imran bin Husein, Jundub, Al Bajali, Muawwiyah, Anas, Jabir dan meriwayatkan hadits dari beberapa sahabat diantaranya ‘Ubay bin Ka’ab, Saad bin Ubadah, Umar bin Khattab walaupun tidak bertemu dengan mereka atau tidak mendengar langsung dari mereka. Beliau adalah ulama ternama di Basrah, Imam Al Bagir ra. Mengatakan,’’ Jika di sebutkan tentang ketokohan Al Hasan artinya yang dimaksud ucapan Al Hasan menyerupai ucapan para Nabi,

Beliau wafat tahun 110 H. dalam usia 88 tahun dan kemudian hadits-hditsnya diriwayatkan oleh Jarir bin Abi Hazim, Humail At Thawil, Yazid bin Abi Maryam, Abu Al Asyhab, Sammak bin Harb, Atha bin Abi Al Saib, Hisyam bin Hasan dan lain-lain.

Pendapat beliau tentang Maulid NAbi Muhammad SAW. :

Telah berkata Hasan Al-Bashri: “Aku suka seandainya aku mempunyai emas setinggi gunung Uhud, maka aku akan membelanjakannya untuk membaca maulid Nabi saw.

(sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)

Hanya sekedar copy dari teman dan semoga bermanfaat, Wallahu A’lam Bishshawaab.