Tag Archives: Solo

Petualangan 35 Jam (Jogja + Solo)

Kamis, 5 Juni 2014, saya berkesempatan untuk mengunjungi dua kota wisata yang ada di tengah pulau Jawa, Yogyakata dan Surakarta. Kali itu pertama kali saya pergi sendiri ke Jogja, dan kali ketiga berkunjung kesana (kali pertama ketika study tour tahun 2010, dan kali kedua ketika jalan-jalan bersama guru tahun lalu). Pukul 05.00 WIB saya berangkat dari rumah saya di Tambun Utara menuju Terminal DAMRI Bekasi yang terletak di Kayuringin dekat dengan Pusat Pemerintahan Kota Bekasi, hanya 30 menit saya sampai di Terminal. Meskipun langit masih gelap, jalanan sudah ramai, mulai dari sepeda motor, angkutan umum dan mobil pribadi sudah memadati jalan raya KH. Agus Salim, jalan yang menyambung Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi dan Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Sesampai di Terminal DAMRI, saya langsung membeli tiket seharga Rp 35.000,00 dan langsung menaiki bus tersebut. Satu setengah jam perjalanan dari Bekasi ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, saya langsung turun di Terminal 1A Keberangkatan Domestik dan waktu masih menunjukkan pukul 07.00 WIB. Setelah menunggu 2 jam, akhirnya Pesawat yang saya tumpangi pun take off menuju Jogja. Pukul 10.10 WIB, saya sampai di Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Sleman, Yogyakarta.

 

Gambar

Festival Jajanan Pasar Kota Yogyakarta 2014

Masjid Gedhe Kauman - Kota Yogyakarta

Masjid Gedhe Kauman – Kota Yogyakarta 

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Keluar dari Terminal Kedatangan, supir taksi dan tukang ojeg pun menawarkan jasanya agar para penumpang pesawat menaiki taksi/ojeg, namun saya terus keluar Bandara untuk coba melihat transportasi umum lainnya yang ada di Jogja, ternyata tidak jauh dari Bandara, terdapat Stasiun Kereta Api Maguwo dan Halte Trans Jogja. Saya pun naik bus Trans Jogja Trayek A1 dan turun di Halte Malioboro 3. Sesampai di Malioboro saya berkeliling dan menuju Monumen Serangan Umum 1 Maret yang terletak di ujung selatan Jalan Malioboro. Kebetulan disana sedang berlangsung Festival Jajanan Pasar Kota Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Disperindag Kota Yogyakarta. Setelah itu saya menuju Masjid Gedhe Kauman yang terletak di sebelah barat Alun-alun Utara untuk menunaikan salat zuhur, tidak lama kemudian teman saya menjemput saya untuk menuju ke kos-kosannya yang terletak di bilangan Pakuncen. Sore harinya, saya ikut teman saya ke kampusnya (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), kebetulan sore itu ia ada 1 jam kuliah.

 

Gambar

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Pukul 20.30 WIB, saya dan teman saya menuju Valley Bambu untuk silaturrahim dengan IKPDN Jogja yang pada malam itu sedang melaksanakan rapat untuk membahas kegiatan bakti sosial yang akan mereka laksanakan. Pukul 21.30 WIB saya bertemu dengan teman-teman seangkatan saya di RM Bu Koes yang terletak didekat dengan Universitas Pembangunan Nasional Veteran, kebettulan datang juga teman saya yang juga Ketua IKPDN Malaysia. Setelah dari sana, saya menuju lesehan malioboro untuk bertemu lagi dengan teman dari Samarinda yang sedang berlibur dengan keluarganya ke kota Jogja ini.

di RM Bu Koes

di RM Bu Koes

Jum’at pagi, pukul 08.00 WIB setelah saya sarapan dengan bubur, saya langsung menuju Stasiun Lempuyangan dan naik kereta Prambanan Ekspres dengan harga karcis Rp 6.000,00.  Perjalanan dari Jogja ke Solo hanya 1 jam 15 menit, akhirnya saya sampai di Stasiun Balapan.  Keluar dari stasiun, supir taksi dan tukang ojeg pun menyerbu para penumpang yang baru turun dari kereta, namun saya terus jalan untuk melihat angkutan umum lainnya yang ada didekat stasiun ini. Ternyata tidak jauh dari stasiun, ada halte Batik Solo Trans. Saya naik Koridor A (Kartosuro-Palur), tujuan akhir Terminal Palur karena saya akan menuju ke Karanganyar. Sesampai di Terminal Palur, saya menaiki minibus yang melewati desa yang saya tuju, yakni Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar.

Saya turun di dekat Pabrik Pengolahan Tebu, tak jauh dari Kantor Kepala Desa Ngijo yang bersebelahan dengan Kantor Kecamatan Tasikmadu. Setelah itu saya langsung mencicipi es tebu di warung yang terletak didepan Kantor Kepala Desa, pemilik warung bercerita kalau saat ini sedang panen tebu. Tujuan utama saya kesini adalah untuk menghadiri walimatul ‘ursy teman saya, yang acaranya berlangsung di Balai Desa Ngijo, acara berlangsung pada pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Sore hari saya menuju Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo, pukul 20.30 saya take off untuk kembali menuju ke Jakarta.

Janji-janji Jokowi – Ahok

Jakarta Jokowi-Basuki (Ahok) melejit dalam hitung cepat pilgub DKI Jakarta. Kelak jika mereka benar-benar memimpin Jakarta, maka harus berupaya keras mewujudkan janji yang disampaikannya pada saat kampanye. Apa saja janjinya?

Janji-janji Jokowi-Ahok tertuang dalam visi dan misi serta sejumlah program yang disampaikannya pada saat kampenye. Berikut ini janji-janji Jokowi:

1. Revitalisasi pemukiman padat dan kumuh

Dalam bidang penataan kota, Jokowi-Ahok berjanji melakukan intervensi sosial untuk merevitalisasi pemukiman padat dan kumuh. Meski demikian mereka tidak akan melakukan penggusuran.

Untuk kalangan menengah ke bawah, pasangan ini menjanjikan pembangunan superblok. Bangunan ini merupakan rumah susun yang dilengkapi ruang publik berupa taman, pasar, dan pusat layanan kesehatan.

2. Mengatasi banjir

Banjir merupakan masalah klasik di Jakarta. Untuk itu Jokowi dan Ahok hadir membawa janji untuk mengatasi masalah ini. Cara yang dilakukan antara lain melakukan pembangunan embung/folder untuk menangkap dan menampung air hujan di setiap kecamatan dan di setiap kelurahan.

Jika jadi gubernur DKI, Jokowi melalui Pemda DKI akan membeli daerah tangkapan air seperti situ atau waduk di hulu sungai agar debit air yang masuk ke Jakarta bisa dikendalikan. Selain itu akan dijalin kerja sama dengan daerah penyangga Jakarta untuk membuat sebuah otoritas yang mengatur dan mengelola sungai-sungai yang bermuara di Jakarta.

Cara lain untuk mengatasi banjir yang diusulkan mereka adalah dengan mengintegrasikan seluruh saluran drainase agar terkoneksi dengan kanal-kanal pembuangan air.

3. Merintis Angkutan Massal

Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, menurut Jokowi-Ahok adalah dengan memperbanyak angkutan massal. Jika angkutan massal yang nyaman banyak tersedia, maka warga akan meninggalkan kendaraan pribadinya.

Jokowi-Ahok akan memperbanyak armada angkutan umum, terutama bus TransJakarta di koridor-koridor yang tetap dipertahankan sebagai jalur bus khusus. Penambahan bus TransJ juga diyakini bisa meminimalkan pelecehan seksual di dalam angkutan umum. Selain itu dirintis juga pembangunan MRT/subway.

Nantinya sebagian busway akan diubah menjadi railbus yang berkapasitas lebih besar. Dengan demikian yang digarisbawahi adalah pergerakan orang, bukan pergerakan mobil.

Keduanya berjanji akan bekerja sama dengan pemerintah sekitar Jakarta untuk membuat otoritas pelayanan transportasi Jabodetabek agar persoalan mobilitas warga bisa ditangani oleh badan yang memiliki otoritas lintas daerah. Selain itu kendaraan umum seperti Metro Mini, Kopaja, dan bus akan diganti dengan kendaraan yang lebih layak agar warga nyaman menggunakan kendaraan umum.

Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi juga akan dilakukan melalui sistem Electronic Road Pricing (ERP), sewa parkir yang tinggi, pengaturan kendaraan berdasarkan nomor polisi genap-ganjil, dan pengaturan jam kerja.

4. Layanan Kesehatan Gratis

Kartu Sehat akan diluncurkan begitu Jokowi menduduki kursi DKI 1. Kartu ini bisa memperpendek jalur birokrasi pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah. Pembayaran layanan ini ditanggung pemerintah.

Selain itu akan disediakan Pusat Kesehatan Masyarakat di pasar-pasar tradisional, terutama pasar-pasar yang dibangun di superblok untuk kalangan menengah ke bawah.

5. Bangun Mal PKL, Ruang Publik & Revitalisasi Pasar Tradisional

Pengalaman Jokowi menata 5.817 pedagang kaki lima (PKL) di Solo tanpa unjuk rasa akan diterapkan di Jakarta. Dia berjanji akan membangun mal khusus bagi PKL agar lebih tertib sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.

Keberadaan pasar tradisional juga akan diperhatikan sehingga bisa bersaing dengan pasar modern dan menggerakkan perenomian warga kota. Hal ini dilakukan Jokowi karena pasar modern tidak menolong rakyat kecil. Padahal jika pasar tradisional dan PKL dikelola dengan baik bisa mendatangkan untung besar.
Jokowi-Ahok ingin memfasilitasi pergaulan warga dengan menyediakan sarana mengekspresikan diri. Hal itu akan dilakukan dengan menyediakan ruang-ruang publik.

Mereka juga menjanjikan membangun kebudayaan warga kota dengan berbasis komunitas. Akan dibangun pula pusat kebudayaan Jakarta di lima wilayah administratif. Keduanya juga berjanji merevitalisasi dan melengkapi fasilitas kawasan Old Batavia. Tujuannya adalah agar menjadi daya tarik wisata sejarah dan budaya di Jakarta.

6. Birokrasi Bersih & Profesional

Pemerintahan daerah tak lepas dari yang namanya birokrasi. Karena itu Jokowi-Ahok berjanji akan melaksanakan reformasi birokrasi agar pemerintahan berjalan bersih, transparan, dan profesional.

Waktu pengurusan izin juga akan dipercepat. Dengan demikian waktu pengurusan izin akan lebih pendek, maksimal hinga enam hari kerja.

7. Gubernur & Wagub Tanpa Voorijder

Bagi Jokowi dan Ahok, gubernur dan wakilnya harus bisa merasakan keadaan warga. Karena itu mereka berjanji tidak akan menggunakan voorijder yang membuat mereka tidak merasakan kemacetan jalanan Ibukota.

Jokowi-Ahok juga berjanji hanya akan berada di kantor selama 1 jam. Sisa waktunya akan digunakan untuk meninjau proses pembangunan dan pelayanan publik di lapangan. Untuk mendukung pelayanan hingga ke tingkat terkecil pemerintahan, insentif pada Ketua RT dan RW pun dijanjikan untuk dinaikkan.

Kepada wartawan pun dia berjanji selalu terbuka bila terpilih sebagai gubernur DKI. Jokowi berjanji tidak akan ngambek atau tersinggung bila ada pertanyaan wartawan yang dinilai menyudutkan.

Mereka juga berjanji meniadakan pentungan dan perlengkapan yang memungkinkan Polisi Pamong Praja melakukan kekerasan terhadap warga.

8. Pendidikan Gratis

Kartu Jakarta Pintar akan diluncurkan setelah Jokowi-Ahok menduduki kursi gubernur DKI. Dengan kartu ini maka warga Jakarta dapat merasakan pendidikan gratis dari SD hingga SMA.

Ide kartu pintar ini muncul karena sepanjang pengetahuan Jokowi-Ahok, banyak anak yang putus sekolah di SMP dan SMA. Program yang sama, menurut Jokowi, telah berhasil diterapkan di Solo selama 5 tahun.

Dalam kampanye di Kampung Sawah, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Jumat (29/6) lalu Jokowi berkomitmen merealisasikan apa yang telah disampaikan kepada warga. “Kalau apa yang saya sampaikan tidak terbukti, tagih janji itu. Tapi enggak, saya sudah berbicara dan sudah dilaksanakan untuk bapak dan ibu,” ujarnya.

Meskipun belum resmi menjadi Gubernur – Wakil Gubernur DKI Jakarta, seluruh quick count menempatkan pasangan nomor 3 ini dalam Calon Gubernur dengan hasil pemilih terbanyak dengan presentasi diatas 42%. Dengan janji-janji diatas, semoga bisa terlaksana jika Pak Jokowi benar-benar diamanahkan untuk menjadi DKI1.